Minggu, 07 Desember 2014

Sistem Hematologi

Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk darah termasuk sumsum tulan dan nodus limfa. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli. Darah merupakan medium transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut :
1.      Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan  protein darah.
2.      Butir-butir darah ( blood corpuscles), yang terdiri atas komponen sebagai berikut :
a. Eritrosit (sel darah merah)
b. Leukosit (sel darah putih)
c. Trombosit (platelet) butir pembeku darah.

Cairan darah tersusun atas komponen sel yang tersuspensi dalam plasma darah. Sel darah dibagi menjadi eritrosit ( sel darah merah, normalnya 5 ribu per mm3 darah) dan lekosit 9 sel darah putih, normalnya 5000 – 10000 per mm3 darah). Terdapat sekitar 500 – 1000 eritrost tiap satu lekosit. Lekosit dapat berada dalam berapa bentuk; eosinofil, basofil, monosit, netrofil, dan limfosit. Fragmen-fragmen sel tak berinti yang disebut trombosit ( normalnya 150000 – 450000 per mm3 darah). Komponen seluler darah ini normalnya menyusun 40% - 45% voume darah. Fraksi darah yang ditempati oleh eritrosit disebut hematokrit. Darah terlihat sebagai cairan merah, opak, dan kental. Warnanya ditentukan oleh hemoglobinyang terkandung dalam sel darah merah.
Volume darah manusia skitar 7% - 10% berat badan norma dan berjumlah sekitar 5 litet. Darah bersirkulasi di dalam system vaskulerdan berperan sebagai penghubng antar organ tubuh, membawa oksigen yang diabsobsi oleh paru dan nutrisi yang diabsobsi oleh traktus gastrointestinal ke sel tbuh ntuk metabolisme sel. Darah juga mengangkut produsi sampah yang dihasilkan oleh metabolism sel ke paru, kulit, dan ginjal yang akan ditransformaasidan dibuang ke luar drai tubuh. Darah juga membawa hormone dan antibody ke tempat sasaran atau tujuan.

Dalam arti lain hematologi juga dikenal sebagai cabang ilmu kedokteran mengenai sel darah, organ pembentuk darah, dan kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ pembentuk darah. Setiap orang mengetahui bahwa pendarahan pada akhirnya akan berhenti ketika terjadi luka atau terdapat luka lama yang mengeluarkan darah kembali. Saat pendarahan berlangsung, gumpalan darah beku akan segera terbentuk dan mengeras, dan luka pun pulih seketika. Sebuah kejadian yang mungkin tampak sederhana dan biasa saja di mata Anda, tapi tidak bagi para ahli biokimia. Penelitian mereka menunjukkan, peristiwa ini terjadi akibat bekerjanya sebuah sistem yang sangat rumit. Hilangnya satu bagian saja yang membentuk sistem ini, atau kerusakan sekecil apa pun padanya, akan menjadikan keseluruhan proses tidak berfungsi.
Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika keadaannya telah pulih seperti sediakala, darah beku tersebut harus lenyap. Sistem ini bekerja tanpa kesalahan sedikit pun hingga bagian-bagiannya yang terkecil. Jika terjadi pendarahan, pembekuan darah harus segera terjadi demi mencegah kematian. Di samping itu, darah beku tersebut harus menutupi keseluruhan luka, dan yang lebih penting lagi, harus terbentuk tepat hanya pada lapisan paling atas yang menutupi luka. Jika pembekuan darah tidak terjadi pada saat dan tempat yang tepat, maka keseluruhan darah pada makhluk tersebut akan membeku dan berakibat pada kematian.

a.        Fungsi darah


1.      Mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paruparu.
2.      Mengangkut sari makanan yang diserap dari usus halus ke seluruh tubuh.
3.      Mengangkut sisa metabolisme menuju alat ekskresi
4.      Berhubungan dengan kekebalan tubuh karena didalamnya terkandung lekosit,       antibody dan substansi protektif lainnya.
5.      Mengangkut ekskresi hormon dari organ yang satu ke organ lainnya.
6.      Mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
7.      Mengatur suhu tubuh.
8.      Mengatur keseimbangan tekanan osmotik.
9.      Mengatur keseimbangan asam basa tubuh.
10.  Mengatur keseimbangan ion-ion dalam tubuh



b.         Fungsi Umum Darah

             1. Transportasi
o   Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh.
o    —  Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
o    —  Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh.
o   Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh)
4. Homeostatis  (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)


c.        Komponen darah

1. Bagian korpuskuli (elemen seluler)
a)      ErItrosit (sel darah merah)
Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa adalah lima juta/μl darah sedangkan pada wanita empat juta/μl darah. Berbentuk bikonkaf, warna merah disebabkan oleh adanya Hemoglobin. Dihasilkan oleh limpa, hati dan sum-sum tulang pada tulang pipih. Berusia sekitar 120 hari, sel yang telah tua dihancurkan di hati dan dirombak menjadi pigmen bilirubin (Pigmen empedu). Fungsi primernya adalah mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Morfologi Mikroskopis Eritrosit dengan Pembesaran objektif 100 kali.
 Sel darah merah
§  Eritrosit ( erythro = merah, cyto = sel)
§  Tidak memiliki inti sel
§  Bentuk bikonkaf
§  Jumlah pada pria 5 juta/mm3, wanita 4,5 juta/mm3
§  Mengandung Hemoglobin (Hb), suatu molekul komplek dari protein dan molekul besi (Fe)
§  Tiap molekul Hb dapat berikatan dengan  4 molekul Oksigen
§  Hb + O2 = warna merah cerah
§  Dibentuk dalam sumsum tulang
§  Tidak punya inti sel —hidup tidak lama
§  Di peredaran 120 hari
§  Tiap detik 2 juta SDM mati dan diganti
§  Yang rusak / mati dibongkar di organ limpa / hati
§  Zat besi dipakai ulang
Fungsi sel darah merah
  •  mengikat oksigen (O2) dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida (CO2) dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru.
  • Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya.
  • Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.
Faktor diet esensial untuk produksi SDM
§  Zat besi penting untuk sintesis hemoglobin oleh eritrosit. Zat ini diabsorpsi dari makanan sehari-hari dan disimpan di berbagai jaringan, terutama di hati.
§  Tembaga merupakan bagian esensial dari protein yang diperlukan untuk mengubah besi feri (Fe3=‑) menjadi besi fero (Fe2=).
§  Vitamin tertentu, seperti asam folat, vitamin c, dan vitamin B­12+­berperan penting dalam pertumbuhan normal dan pematangan SDM.
§  Vitamin B12+  tidak dapat disintesis dalam tubuh dan harus didapat dari makanan. Agar vitamin B12 dapat diabsorpsi dari saluran pencernaan, lapisan lambung harus memproduksi faktor instrinsik.
§  Jika faktor instrinsik tidak ada, maka vitamin B12 tidak dapat diabsorpsi, SDM tidak matang dengan sempurna, dan mengakibatkan anemia pernicious (defisiensi SDM), injeksi vitamin B12 digunakan untuk pengobatan.
b)      Lekosit (sel darah putih)
            Jumlah sel pada orang dewasa 6000 – 9000 sel/
μl darah. Diproduksi di sum-sum tulang, limpa dan kelenjar limfe.
§  =  leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte)
§  membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
§  Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis.
§  Dalam keadaan normalnya terkandung 4×109 hingga 11×109 sel darah putih
§  Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih
§  Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme Sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsumtulang.
Terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1.      Granulosit : Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki granula. Terdiri dari :
a)      Eosinofil: Mengandung granula berwarna merah dan berperan pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing)
b)      Basofil : Mengandung granula berwarna biru dan berperan pada reaksi alergi
c)      Netrofil (Batang dan Segmen) : Disebut juga sel Poly Morpho Nuclear dan berfungsi sebagai fagosit
2.      Agranulosit : Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granula. Terdiri dari:
a)      Limfosit Berfungsi sebagai sel kekebalan tubuh, yaitu
· Limfosit T        : Berperan sebagai imunitas seluler
· Limfosit B        : Berperan sebagai imunitas humoral
b)      Monosit yaitu Lekosit dengan ukuran paling besar

Fungsi lekosit:

1.      Fungsi defensip yaitu fungsi untuk mempertahankan tubuh terhadap benda-benda asing termasuk mikroorganisme penyebab infeksi.
2.      Fungsi reparatif yaitu fungsi yang memperbaiki / mencegah terjadinya kerusakan terutama kerusakan vaskuler / pembuluh darah.
3.         sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel),
4.         sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.

c)      Trombosit (keping darah / sel darah pembeku)
Jumlah pada orang dewasa 200.000 – 500.000 sel/μl darah. Bentuknya tidak teratur dan tidak mempunyai inti. Diproduksi pada sum-sum tulang dan berperan dalam proses pembekuan darah.
 Keping darah (trombosit)
§  Merupakan fragmen besar sel = megakariosit
§  Tidak berinti
§  Hidup pendek : 10 – 12 hari
§  Berperan dalam proses penghentian perdarahan
Fungsi  Sel Pembeku / trombosit
§  Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah.
§  Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus.
§  Trombosit > 300.000 disebut trombositosis. Trombosit < 200.000 disebut trombositopenia.
  Proses Pembekuan Darah
Trombosit yang menyentuh permukaan yang kasar akan pecah dan mengeluarkan enzim Trombokinase (Tromboplastin). Prosesnya adalah sebagai berikut:
d)      Bagian cair (plasma / serum)

a)                                   Plasma adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar sejumlah darah yang sebelumnya ditambah dengan antikoagulan.
a)      Sekitar  90 %  plasma darah terdiri atas air.
b)      Selebihnya adalah zat terlarut yang terdiri dari :
c)      protein plasma (albumin, protrombin, fibrinogen, dan antibodi). Fibrinogen yang ada dalam plasma darah merupakan bahan penting untuk pembekuan darah jika terjadi luka.
d)      garam mineral,dan zat-zat yang diangkut darah (zat makanan, sisa metabolisme gas-gas, dan hormon).
b)      Serum adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar sejumlah darah yang dibiarkan membeku tanpa penambahan antikoagulan.

1.      Serum komposisinya hampir sama dengan plasma. Perbedaannya adalah pada serum :
(1). Tidak mengandung fibrinogen
(2). Tidak mengandung faktor pembekuan (faktor II, V dan VIII)
(3). Mengandung serotonin tinggi karena adanya perusakan pada platelet
2.      Bagian cairan ini terdiri atas 91 % air dan 9 % bahan padat (organik dan anorganik) dan didalamnya mengandung berbagai macam zat, yaitu :

(1). Golongan karbohidrat contohnya glukosa
(2). Golongan protein contohnya albumin, globulin, fibrinogen
(3). Golongan lemak contohnya kolesterol
(4). Golongan enzim contohnya amilase, transaminase
(5). Golongan hormon contohnya insulin, glukagon
(6). Golongan mineral contohnya zat besi (Fe), kalium (K)
(7). Golongan vitamin contohnya vitamin A, vitamin K
(8).Golongan sisa metabolisme contohnya urea, asam urat, kreatinin.
(9).Golongan zat warna contohnya bilirubin
Tempat terjadinya hematopoesis
Sel pembentuk darah adalah hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah).
§  Eritrosit (sel darah merah) dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah saat embrio pada minggu-minggu pertama.
§  Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis.
§  Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum tulang.
§  Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin.
§  Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa.
§  Semakin bertambah usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin turun.
Golongan Darah dan Tipe Darah
Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan secara genetic disebut antigen muncul di permukaan membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibodi pasangannya, yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir. Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) sel darah merah, maka antigen disebut aglutinogen dan antibodi pasangannya disebut agglutinin. Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A, maupun B, atau hanya mewarisi salah satunya, atau bahkan keduanya sekaligus.
Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya aglutinogen (antigen tipe A dan tipe B) yang ditentukan pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi), anti-A dan anti-B yang ditemukan dalam plasma darah.
§   Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti-B
§   Darah golongan B mengandung aglutinogen tipe B dan aglutinin anti-A
§   Darah golongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B, tetapi tidak mengandung agglutinin anti-A dan anti-B
§   Darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung aglutinin anti-A dan anti-B
Konsep donor universal dan resipien universal
§  Donor universal. Darah golongan O tidak memiliki aglutinogen untuk diaglutinasi sehingga dapat diberikan pada resipien manapun, asalkan volume transfusinya sedikit. Golongan O disebut donor universal.
§  Resipien universal. Individudengan golongan darah AB tidak memiliki aglutinin dalam plasmanya sehingga dapat menerima eritrosit donor apapun. Darah golongan AB disebut resipien universal.
Sistem Rh adalah kelompok antigen lain yang diwariskan dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan dan diberi nama berdasarkan Rhesus monyet. Antigen RhD adalah antigen terpenting dalam reaksi imunitas tubuh.
§    Jika faktor RhD ditemukan, individu yang memiliknya disebut Rh positif. Jika faktor tersebut tidak ditemukan maka individunya disebut Rh negative. Individu dengan Rh positif lebih banyak dibandingkan yang ber-Rh negative.s
§     Sistem ini berbeda dengan golongan ABO di mana individu ber-Rh negative tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya.

§     Jika seseorang dengan Rh negative diberikan darah ber-Rh positif maka agglutinin anti-Rh akan diproduksi. Walaupun transfuse awal biasanya tidak membahayakan, pemberian darah Rh positif selanjutnya akan mengakibatkan aglutinasi sel darah merah donor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar