Sistem Hematologi
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta
jaringan yang membentuk darah termasuk sumsum tulan dan nodus limfa. Darah
merupakan bagian penting dari sistem transport. Darah merupakan jaringan yang
berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian
korpuskuli. Darah merupakan medium transport tubuh, volume darah manusia
sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
Darah terdiri atas 2
komponen utama, yaitu sebagai berikut :
1. Plasma
darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit,
dan protein darah.
2. Butir-butir
darah ( blood corpuscles), yang terdiri atas komponen sebagai berikut :
a. Eritrosit (sel darah merah)
b. Leukosit (sel darah putih)
c. Trombosit (platelet) butir pembeku darah.
a. Eritrosit (sel darah merah)
b. Leukosit (sel darah putih)
c. Trombosit (platelet) butir pembeku darah.
Cairan darah tersusun atas komponen sel yang tersuspensi dalam
plasma darah. Sel darah dibagi menjadi eritrosit ( sel darah merah, normalnya 5
ribu per mm3 darah) dan lekosit 9 sel darah putih, normalnya 5000 – 10000 per
mm3 darah). Terdapat sekitar 500 – 1000 eritrost tiap satu lekosit. Lekosit
dapat berada dalam berapa bentuk; eosinofil, basofil, monosit, netrofil, dan
limfosit. Fragmen-fragmen sel tak berinti yang disebut trombosit ( normalnya
150000 – 450000 per mm3 darah). Komponen seluler darah ini normalnya menyusun
40% - 45% voume darah. Fraksi darah yang ditempati oleh eritrosit disebut
hematokrit. Darah terlihat sebagai cairan merah, opak, dan kental. Warnanya
ditentukan oleh hemoglobinyang terkandung dalam sel darah merah.
Volume darah manusia skitar 7% - 10% berat badan norma dan
berjumlah sekitar 5 litet. Darah bersirkulasi di dalam system vaskulerdan
berperan sebagai penghubng antar organ tubuh, membawa oksigen yang diabsobsi
oleh paru dan nutrisi yang diabsobsi oleh traktus gastrointestinal ke sel tbuh
ntuk metabolisme sel. Darah juga mengangkut produsi sampah yang dihasilkan oleh
metabolism sel ke paru, kulit, dan ginjal yang akan ditransformaasidan dibuang
ke luar drai tubuh. Darah juga membawa hormone dan antibody ke tempat sasaran
atau tujuan.
Dalam arti lain hematologi juga dikenal sebagai cabang ilmu
kedokteran mengenai sel darah, organ pembentuk darah, dan kelainan yang
berhubungan dengan sel serta organ pembentuk darah. Setiap orang mengetahui
bahwa pendarahan pada akhirnya akan berhenti ketika terjadi luka atau terdapat
luka lama yang mengeluarkan darah kembali. Saat pendarahan berlangsung,
gumpalan darah beku akan segera terbentuk dan mengeras, dan luka pun pulih
seketika. Sebuah kejadian yang mungkin tampak sederhana dan biasa saja di mata
Anda, tapi tidak bagi para ahli biokimia. Penelitian mereka menunjukkan,
peristiwa ini terjadi akibat bekerjanya sebuah sistem yang sangat rumit.
Hilangnya satu bagian saja yang membentuk sistem ini, atau kerusakan sekecil
apa pun padanya, akan menjadikan keseluruhan proses tidak berfungsi.
Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika
keadaannya telah pulih seperti sediakala, darah beku tersebut harus lenyap.
Sistem ini bekerja tanpa kesalahan sedikit pun hingga bagian-bagiannya yang
terkecil. Jika terjadi pendarahan, pembekuan darah harus segera terjadi demi
mencegah kematian. Di samping itu, darah beku tersebut harus menutupi
keseluruhan luka, dan yang lebih penting lagi, harus terbentuk tepat hanya pada
lapisan paling atas yang menutupi luka. Jika pembekuan darah tidak terjadi pada
saat dan tempat yang tepat, maka keseluruhan darah pada makhluk tersebut akan
membeku dan berakibat pada kematian.
a. Fungsi darah
1. Mengangkut
O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paruparu.
2. Mengangkut sari makanan yang
diserap dari usus halus ke seluruh tubuh.
3. Mengangkut sisa metabolisme
menuju alat ekskresi
4. Berhubungan
dengan kekebalan tubuh karena didalamnya terkandung lekosit, antibody dan substansi protektif lainnya.
5. Mengangkut ekskresi hormon
dari organ yang satu ke organ lainnya.
6. Mengatur keseimbangan air
dalam tubuh.
7. Mengatur suhu tubuh.
8. Mengatur keseimbangan
tekanan osmotik.
9. Mengatur keseimbangan asam
basa tubuh.
10. Mengatur keseimbangan ion-ion dalam tubuh
b. Fungsi Umum Darah
1. Transportasi
o
Mengambil oksigen/ zat
pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh.
o — Mengangkut karbon dioksida dari
jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
o — Mengambil zat-zat makanan dari usus
halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh.
o
Mengangkat /
mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui
ginjal dan kulit.
2. Termoregulasi (pengatur
suhu tubuh)
3. Imunologi (mengandung antibodi
tubuh)
4. Homeostatis (mengatur
keseimbangan zat, pH regulator)
c. Komponen darah
1. Bagian korpuskuli (elemen seluler)
a) ErItrosit
(sel darah merah)
Sel darah merah
§ Eritrosit ( erythro = merah, cyto = sel)
§ Tidak memiliki inti sel
§ Bentuk bikonkaf
§ Jumlah pada pria 5 juta/mm3, wanita 4,5
juta/mm3
§ Mengandung Hemoglobin (Hb), suatu molekul
komplek dari protein dan molekul besi (Fe)
§ Tiap molekul Hb dapat berikatan dengan 4
molekul Oksigen
§ Hb + O2 = warna merah cerah
§ Dibentuk dalam sumsum tulang
§ Tidak punya inti sel —hidup tidak lama
§ Di peredaran 120 hari
§ Tiap detik 2 juta SDM mati dan diganti
§ Yang rusak / mati dibongkar di organ limpa /
hati
§ Zat besi dipakai ulang
Fungsi sel darah
merah
- mengikat oksigen (O2) dari
paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida (CO2) dari
jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru.
- Pengikatan oksigen dan karbon
dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang
telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen
diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah
tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya.
- Hb tadi akan bersenyawa dengan
karbon dioksida dan disebut karbon
dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida)
yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.
Faktor diet esensial
untuk produksi SDM
§ Zat besi penting untuk sintesis hemoglobin oleh
eritrosit. Zat ini diabsorpsi dari makanan sehari-hari dan disimpan di berbagai
jaringan, terutama di hati.
§ Tembaga merupakan bagian esensial dari protein yang
diperlukan untuk mengubah besi feri (Fe3=‑) menjadi besi fero (Fe2=).
§ Vitamin tertentu, seperti asam folat, vitamin c, dan vitamin B12+, berperan penting dalam
pertumbuhan normal dan pematangan SDM.
§ Vitamin B12+ tidak dapat disintesis dalam tubuh dan harus
didapat dari makanan. Agar vitamin B12 dapat diabsorpsi dari
saluran pencernaan, lapisan lambung harus memproduksi faktor instrinsik.
§ Jika faktor instrinsik tidak ada, maka vitamin B12 tidak
dapat diabsorpsi, SDM tidak matang dengan sempurna, dan mengakibatkan anemia pernicious (defisiensi
SDM), injeksi vitamin B12 digunakan untuk pengobatan.
b) Lekosit (sel darah putih)
Jumlah sel pada orang dewasa 6000 – 9000 sel/μl darah. Diproduksi di sum-sum tulang, limpa dan kelenjar limfe.
Jumlah sel pada orang dewasa 6000 – 9000 sel/μl darah. Diproduksi di sum-sum tulang, limpa dan kelenjar limfe.
§ = leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte)
§ membantu tubuh melawan berbagai penyakit
infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
§ Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti,
dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler /
diapedesis.
§ Dalam keadaan normalnya terkandung 4×109 hingga
11×109 sel darah putih
§ Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat
6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih
Terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1. Granulosit
: Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki granula. Terdiri dari :
a) Eosinofil:
Mengandung granula berwarna merah dan berperan pada reaksi alergi (terutama
infeksi cacing)
b) Basofil : Mengandung granula
berwarna biru dan berperan pada reaksi alergi
c) Netrofil
(Batang dan Segmen) : Disebut juga sel Poly Morpho Nuclear dan berfungsi
sebagai fagosit
2. Agranulosit
: Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granula. Terdiri dari:
a) Limfosit
Berfungsi sebagai sel kekebalan tubuh, yaitu
· Limfosit T : Berperan sebagai imunitas seluler
· Limfosit B : Berperan sebagai imunitas humoral
· Limfosit T : Berperan sebagai imunitas seluler
· Limfosit B : Berperan sebagai imunitas humoral
b) Monosit yaitu Lekosit dengan
ukuran paling besar
Fungsi lekosit:
1. Fungsi
defensip yaitu fungsi untuk mempertahankan tubuh terhadap benda-benda asing
termasuk mikroorganisme penyebab infeksi.
2. Fungsi
reparatif yaitu fungsi yang memperbaiki / mencegah terjadinya kerusakan
terutama kerusakan vaskuler / pembuluh darah.
3. sebagai pertahanan
tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang
masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel),
4. sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding
usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.
c) Trombosit (keping darah /
sel darah pembeku)
Jumlah pada orang dewasa 200.000 – 500.000 sel/μl darah. Bentuknya tidak teratur dan tidak
mempunyai inti. Diproduksi pada sum-sum tulang dan berperan dalam proses
pembekuan darah.
Keping darah (trombosit)
§ Tidak berinti
§ Hidup pendek : 10 – 12 hari
§ Berperan dalam proses penghentian perdarahan
Fungsi Sel
Pembeku / trombosit
§ Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah.
§ Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau
ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus-
menerus.
§ Trombosit > 300.000 disebut trombositosis. Trombosit < 200.000 disebut
trombositopenia.
Proses
Pembekuan Darah
Trombosit yang menyentuh permukaan yang kasar
akan pecah dan mengeluarkan enzim Trombokinase (Tromboplastin). Prosesnya
adalah sebagai berikut:
d) Bagian
cair (plasma / serum)
a)
Plasma adalah cairan
berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar sejumlah darah yang
sebelumnya ditambah dengan antikoagulan.
a)
Sekitar 90 % plasma darah
terdiri atas air.
b)
Selebihnya adalah zat
terlarut yang terdiri dari :
c)
protein plasma (albumin,
protrombin, fibrinogen, dan antibodi). Fibrinogen yang ada dalam plasma darah
merupakan bahan penting untuk pembekuan darah jika terjadi luka.
d)
garam mineral,dan zat-zat yang diangkut darah (zat
makanan, sisa metabolisme gas-gas, dan hormon).
b) Serum adalah cairan berwarna
kuning muda yang didapat dengan cara memutar sejumlah darah yang dibiarkan
membeku tanpa penambahan antikoagulan.
1. Serum
komposisinya hampir sama dengan plasma. Perbedaannya adalah pada serum :
(1). Tidak mengandung fibrinogen
(2). Tidak mengandung faktor pembekuan (faktor II, V dan VIII)
(3). Mengandung serotonin tinggi karena adanya perusakan pada platelet
(1). Tidak mengandung fibrinogen
(2). Tidak mengandung faktor pembekuan (faktor II, V dan VIII)
(3). Mengandung serotonin tinggi karena adanya perusakan pada platelet
2. Bagian
cairan ini terdiri atas 91 % air dan 9 % bahan padat (organik dan anorganik)
dan didalamnya mengandung berbagai macam zat, yaitu :
(1). Golongan karbohidrat contohnya glukosa
(2). Golongan protein contohnya albumin, globulin, fibrinogen
(3). Golongan lemak contohnya kolesterol
(4). Golongan enzim contohnya amilase, transaminase
(5). Golongan hormon contohnya insulin, glukagon
(6). Golongan mineral contohnya zat besi (Fe), kalium (K)
(7). Golongan vitamin contohnya vitamin A, vitamin K
(8).Golongan sisa metabolisme contohnya urea, asam urat, kreatinin.
(9).Golongan zat warna contohnya bilirubin
(1). Golongan karbohidrat contohnya glukosa
(2). Golongan protein contohnya albumin, globulin, fibrinogen
(3). Golongan lemak contohnya kolesterol
(4). Golongan enzim contohnya amilase, transaminase
(5). Golongan hormon contohnya insulin, glukagon
(6). Golongan mineral contohnya zat besi (Fe), kalium (K)
(7). Golongan vitamin contohnya vitamin A, vitamin K
(8).Golongan sisa metabolisme contohnya urea, asam urat, kreatinin.
(9).Golongan zat warna contohnya bilirubin
Tempat terjadinya
hematopoesis
Sel pembentuk darah adalah hemositoblas yaitu
sel batang myeloid yang terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk
berbagai jenis leukosit, eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah).
§ Eritrosit (sel darah merah) dihasilkan pertama
kali di dalam kantong kuning telah saat embrio pada minggu-minggu pertama.
§ Proses pembentukan eritrosit disebut
eritropoisis.
§ Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit
terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum tulang.
§ Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon
eritropoietin.
§ Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum
tulang membranosa.
§ Semakin bertambah usia seseorang, maka
produktivitas sumsum tulang semakin turun.
Golongan Darah dan
Tipe Darah
Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan
secara genetic disebut antigen muncul di permukaan membran sel darah merah.
Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibodi pasangannya, yang mulai
terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir. Karena reaksi antigen-antibodi
menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) sel darah merah, maka antigen disebut
aglutinogen dan antibodi pasangannya disebut agglutinin. Seseorang mungkin saja
tidak mewarisi tipe A, maupun B, atau hanya mewarisi salah satunya, atau bahkan
keduanya sekaligus.
Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan
berdasarkan ada tidaknya aglutinogen (antigen tipe A dan tipe B) yang
ditentukan pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi), anti-A dan anti-B
yang ditemukan dalam plasma darah.
§ Darah golongan A mengandung aglutinogen
tipe A dan aglutinin anti-B
§ Darah golongan B mengandung aglutinogen
tipe B dan aglutinin anti-A
§ Darah golongan AB mengandung aglutinogen
tipe A dan tipe B, tetapi tidak mengandung agglutinin anti-A dan anti-B
§ Darah golongan O tidak mengandung
aglutinogen, tetapi mengandung aglutinin anti-A dan anti-B
Konsep donor
universal dan resipien universal
§ Donor universal. Darah golongan O tidak
memiliki aglutinogen untuk diaglutinasi sehingga dapat diberikan pada resipien
manapun, asalkan volume transfusinya sedikit. Golongan O disebut donor
universal.
§ Resipien universal. Individudengan golongan
darah AB tidak memiliki aglutinin dalam plasmanya sehingga dapat menerima
eritrosit donor apapun. Darah golongan AB disebut resipien universal.
Sistem Rh adalah kelompok antigen lain yang
diwariskan dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan dan diberi nama
berdasarkan Rhesus monyet. Antigen RhD adalah antigen terpenting dalam reaksi
imunitas tubuh.
§ Jika faktor RhD ditemukan, individu
yang memiliknya disebut Rh positif. Jika faktor tersebut tidak ditemukan maka
individunya disebut Rh negative. Individu dengan Rh positif lebih banyak
dibandingkan yang ber-Rh negative.s
§ Sistem ini berbeda dengan
golongan ABO di mana individu ber-Rh negative tidak memiliki aglutinin anti-Rh
dalam plasmanya.
§ Jika seseorang dengan Rh negative
diberikan darah ber-Rh positif maka agglutinin anti-Rh akan diproduksi.
Walaupun transfuse awal biasanya tidak membahayakan, pemberian darah Rh positif
selanjutnya akan mengakibatkan aglutinasi sel darah merah donor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar